Selasa, 11 Oktober 2011


Rindu tentang nama, cerita, tempat, kisah. Rindu tentang apa yang tertinggal. Apa yang terlewat. Apa yang akan datang. Apa yang diramalkan. Hidup tak semudah ramalan cuaca pembaca berita. Tapi saya percaya, hidup semudah keyakinan. Keyakinan bahwa kita tak akan pernah tahu apa itu senang sebelum melewati sedih.
Saya rindu. Rindu keluarga. Bapak. Ibu. Adik. Rindu saat kebersamaan di meja makan. Obrolan tengah malam. Dan cerita yang terpendam dan tak bisa dibagi. Selalu ada cerita di bangku taman, bersama koran dan gorengan. Selalu ada gelitikan tawa diantara acara tv ditengah kumpul bersama.  Saya rindu.
Saya rindu. Teman. Rekan. Sahabat. Almamater. Rindu riuhnya celotehan. Rindu gurauan kala makan siang. Kita bersua lewat telpon berjam-jam. Kita bertukar janji dan menghabiskan waktu. seakan waktu tidak akan ada habisnya. ada kecewa diantara kita, namun tak sedikit riuh tawa disetiap kita bersua. Bahwa kita yakin diketiadaan kita semua tetap ada. betulkan sahabat?
Saya rindu. Rumah. Kampus. Mal. Plaza. Kebun Raya. Kafe. Semua membentuk slide show hitam putih. Detail ukiran kayu di sudut favorit rumah. Detail percikan air yang jatuh ditengah taman. Detail etalase. Detail hamparan padang hijau lembut. Detail sofa pada kafe.
Kadang seperti ada masa waktu berjalan lambat, dan berjalan cepat seluruh memori masa lalu. Ada masa seperti saya duduk dan menonton film bisu yang bergerak cepat. Seperti saat ini. Saat ini di pergantian hari. Saya melihat kamu, kamu, kamu. Saya melihat, keluarga, sahabat, kekasih, teman, rekan kerja.
  • Pergantian malamku penuh kerinduan. Rindu ini. Rindu saya pada ketiadaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar